We fell asleep
Tutor telah selesai sekitar 30 menit yang lalu, kini kedua anak adam itu tengah asik dengan dunianya masing-masing. Mari kita mundur dulu pada beberapa jam sebelumnya.
Setibanya Jaziel di apartemen milik Jeanath, mereka menghabiskan waktu dengan menonton The Secret Life of Pets 1 dan 2 hingga akhirnya Jaziel menyeret paksa Jeanath untuk tutor.
Jeanath sudah mandi, tadi juga Jaziel sempat mencium wangi tubuh Jeanath.
Sekarang, keduanya sibuk tenggelam dalam pikiran masing-masing. Jaziel tengah tidur terlentang di atas kasur Jeanath, sedangkan sang pemiliknya sibuk berguling di atas tubuh Jaziel.
Posisi Jaziel dan Jeanath membentuk tanda plus (+) dengan Jeanath yang menimpa perut Jaziel.
“Senon,” panggil Jeanath yang mulai bosan.
“Hm.”
“Senon.”
“Hm.”
“Senon.”
“Apa?”
“Gapapa manggil doang.”
Jaziel hanya bisa berdecak sebal. Mata yang tadinya terpejam itu kini menatap Jeanath yang tengah tersenyum manis.
Dirasa pusing, Jeanath akhirnya menghentikan aktivitas bergulingnya. Ia kemudian menaruh kepalanya di atas dada Jaziel.
“Lo beneran gak sedih?” tanya Jaziel tiba-tiba, memecah keheningan di antara mereka.
Jeanath lantas menoleh, ia terdiam sesaat sebelum menggeleng.
“Enggak, biasa aja,” jawabnya.
“Both of you have spent a lot of time together, how can you not be sad about it?” Jaziel kembali bertanya.
“Bia was a good girl. She’s lovely and gave me a lot of loves. But I can find another girl who’s willing to love me too? Then the problem solves.”
Perkataan yang terlontar dari mulut Jeanath membuat Jaziel mendelik.
“How about your feelings? You liked her, aren’t you? That’s why you dated her.”
Jeanath menatap Jaziel kebingungan.
“Yeah, I like her. Terus kenapa?”
“You like her romantically? Or just because she was kind and gave you lots of loves?”
“Apa bedanya?” Jeanath balik bertanya.
“Gue ubah pertanyaannya. Do you love her?”
Terdapat jeda sebelum Jeanath mengangkat bahunya tak acuh.
“I don’t know. It doesn’t matter tho,” jawab Jeanath enteng.
“You’re such an asshole.” ketus Jaziel.
Namun sepertinya Jeanath tak terpengaruh. Ia terlihat tak peduli seolah hal yang dilakukannya tidaklah salah.
“Udah jangan bahas Bia lagi,” ucap Jeanath.
Jeanath mengganti posisi tubuhnya. Kali ini ia tidur menyamping seraya memeluk Jaziel. Hidungnya terus mengendus aroma tubuh milik sosok tersebut.
“Wangi banget ih!” seru Jeanath.
“Lo emang biasanya seclingy ini?” tanya Jaziel seraya ikut merubah posisinya.
Kini keduanya saling berhdapan.
“Cuman sama orang-orang tertentu.”
“Lo salah satunya karena lo wangi,” lanjut Jeanath.
Kemudian, Jeanath kembali memeluk Jaziel. Menggesekkan hidungnya di dada Jaziel hingga sang empunya terkekeh. Jaziel membalas pelukan Jeanath dan mulai memejamkan kedua matanya.
Tak butuh waktu lama hingga dengkuran halus terdengar. Bukan hanya Jaziel, tapi Jeanath juga ikut menyelam ke alam mimpi.
Aneh, padahal keduanya tak terlalu suka dengan tidur.
Sementara itu Udin, Adin, Odin, Udon (yang dibawa Jaziel) lihat XeNa tidur sambil pelukan 👁👄👁