Happiness
Manik obsidian itu mentap sosok yang tengah memejamkan mata dalam dekapannya. Hari ini hujan mengguyur sepanjang hari, membuat Jaemin terus memeluknya ketika mereka bertemu. Jemari milik Jeno bergerak untuk merapikan anak rambut di kening Jaemin.
Jeno tersenyum kecil, Jaeminnya tidur seperti bayi. Wajah yang cantik itu tak pernah berubah, hanya semakin membuat Jeno jatuh cinta. Bahkan dari pertemuan pertama mereka, Jaemin sudah menempati ruang kosong dalam hatinya.
Saat itu umur Jeno masih 10 tahun ketika keluarga Na bertamu ke rumahnya.
Saat itu, jika sosok ayah yang dibanggakan Jaemin tak bermain api dengan wanita lain, mungkin Jeno sudah menjadikan Jaemin miliknya.
Mungkin Jaemin mencintainya.
Jeno menghela napas. Jemarinya kembali bergerak untuk mengusap kepala Jaemin. Pikirannya terlalu berkecamuk.
Jaeminnya di sini, terlelap dalam dekapannya dan itu cukup untuk menjadi alasan Jeno bahagia.