Berendam
Mendengar suara pintu kamar mandi yang berdicit, Jaemin lantas beranjak turun dari bathtub. Ia berjalan tergesa menghampiri sosok yang ditunggu. Jika Jeno tidak menangkap tubuh rampingnya, Jaemin sudah dipastikan mencium lantai kamar mandi.
“Jangan lari!” Jeno berseru dengan suara yang tegas.
“Om Jeno lamaaa!”
Jeno mendengus. Ia menutup kembali mulutnya yang hampir mengeluarkan omelan. Tangannya mengangkat tubuh telanjang Jaemin. Membawa sosok itu kembali ke dalam bathtub. Setelah Jaemin duduk manis di dalam bathtub, Jeno membuka bathrobe yang ia kenakan.
“Om Jeno!” panggil Jaemin.
Jeno menoleh, mendapatkan Jaemin yang tengah tersenyum lebar seraya merentangkan kedua tangannya. Bibir Jeno terangkat, ia tersenyum kecil sebelum ikut berendam dalam air hangat. Memeluk Jaemin dari belakang dan merilekskan otot-otot tubuhnya.
Merasakan embusan napas Jeno di tenguknya, Jaemin terkikik seraya memainkan busa di sekitarnya. Kegiatan itu terhenti ketika Jeno mengecupi permukaan kulitnya. Jaemin menoleh, hazelnya bersirobok dengan sang obsidian. Keduanya saling bertatapan sebelum Jeno mendekatkan wajahnya, lalu mencium Jaemin di bibir.
Jaemin memejamkan mata ketika Jeno melumat bibir atas dan bawahnya bergantian. Digigitnya bibir Jaemin hingga sang empunya membuka akses untuk lidah Jeno menerobos masuk. Jaemin meremas tangan Jeno yang melingkari perutnya.
Ciuman itu terlepas, menyisakan benang saliva yang tipis. Jeno mengecup bibir ranum Jaemin sebelum menempatkan dagunya di pundak sang submissive. Memejamkan mata seraya menikmati aroma tubuh Jaemin yang memabukkan.
Andai saja Jaemin miliknya.